Tersingkap! Ini Tanda Baru Kantong Orang Indonesia Semakin Sulit

Tersingkap! Ini Tanda Baru Kantong Orang Indonesia Semakin Sulit

MGO303 – Presiden Joko Widodo sudah mengoreksi perincian bujet penghasilan dan berbelanja negara (APBN) 2023 lewat Ketentuan Presiden Nomor 75 Tahun 2023 mengenai Peralihan atas Ketentuan Presiden Nomor 130 Tahun 2022 mengenai Perincian Bujet Penghasilan dan Berbelanja Negara 2023. Satu diantaranya mengganti sasaran akseptasi Pajak Bertambahnya Nilai (PPN).

Dalam Perpres No. 75/2023, Jokowi memutuskan sasaran akseptasi PPN Dalam Negeri atau PPN DN menurun jadi Rp 438,79 triliun dari awal sebelumnya Rp 475,37 triliun dalam Perpres No. 130/2022. Pengurangan sasaran PPN DN ini menjadi satu diantara signal ada kekuatan pengurangan daya membeli warga, karena PPN berkaitan dengan konsumsi.

“Saat sasaran PPN DN turun, konsumsi dan negeri sebagai pangkalan PPN turun juga hingga daya membeli warga diprediksikan turun,” sebut ahli pajak yang disebut Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute Prianto Budi Saptono ke CNBC Indonesia, Kamis (16/11/2023).

Manager Penelitian Center for Indonesia Taxation Analysis atau CITA Fajry Besar menambah, koreksi itu sebenarnya memvisualisasikan tanggapan pemerintahan pada ketidakjelasan ekonomi yang tinggi. Walau dia memandang tidak berkaitan dengan kekuatan konsumsi yang melamban, karena masih sesuai Outlook APBN 2023.

“Jadi disamakan outlook APBN sama sesuai berjalannya waktu, karena ketidakjelasan pada tahun 2023 ini lumayan tinggi . Maka, menurut saya, koreksi itu bukan prediksi atau prediksi jika konsumsi akan melamban yang akan datang,” katanya.

Berdasar buku APBN Performa dan Bukti (KiTa) sampai 30 September 2023, Kementerian Keuangan menulis, pencapaian PPN DN sudah capai Rp 326,61 triliun. Aktualisasi akseptasi PPN DN masa Januari-September 2023 itu tetap tumbuh 13,4% walau melamban dari perkembangan Januari-September 2022 yang sejumlah 39,8%.

Kemenkeu September 2023 pada buku APBN

Khusus untuk September 2023 sendiri perkembangan akseptasi PPN DN sudah terkontraksi sebesar 0,4%. Berdasar info Kemenkeu pada buku APBN itu, kontraksi muncul karena imbas dari kenaikan restitusi pada Bidang Industri Pemrosesan.

“Walaupun berkembang negatif, secara bruto akseptasi PPN DN tumbuh sejumlah 7,34 % (yoy) yang memberikan indikasi kenaikan konsumsi lokal, berbelanja pemerintahan, dan investasi,” d ikutip dari buku APBN KiTa per 30 September 2023.

Kemenkeu “performa PPN DN sampai akhir September 2023 masih tetap sulit”

Kemenkeu memperjelas, performa PPN DN sampai akhir September 2023 masih tetap searah dengan Survey Customer Bank Indonesia pada September 2023. Survey itu memberikan indikasi jika kepercayaan diri customer pada keadaan ekonomi masa ini selalu terlindungi.

“Tanda-tanda itu kelihatan dari Index Kepercayaan MGO777 Customer (IKK) September 2023 sejumlah 121,7, atau masih tetap ada pada tingkat percaya diri (index >100), walau lebih rendah dibanding bulan awalnya sejumlah 125,2,” menurut document APBN tersebut.

Tinggalkan Balasan